islamic clock

ZUNI PRASANTI (2009-31-120)

ARIF SANTOSO 2009-31-222



Ada beberapa pengertian tentang asesmen menurut para ahli :
“Suatu penilaian yang komprehensif dan melibatkan anggota tim untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan yang mana hasil keputusannya dapat digunakan untuk layanan pendidikan yang dibutuhkan anak sebagai dasar untuk menyusun suatu rancangan pembelajaran. (Robert M Smith dalam Unsilster : 2009).

“Proses sistematika dalam mengumpulkan data seseorang anak yang berfungsi untuk melihat kemampuan dan kesulitan yang dihadapi seseorang saat itu, sebagai bahan untuk menentukan apa yang sesungguhnya dibutuhkan. Berdasarkan informasi tersebut guru akan dapat menyusun program pembelajaran yang bersifat realitas sesuai dengan kenyataan objektif. (James A. Mc. Lounghlin & Rena B Lewis dalam Unsilster : 2009)

Menurut Sumardi & Sunaryo dalam Unsilster (2009), tujuan asesmen adalah :
-      Memperoleh data yang relevan, objektif, akurat dan komprehensif tentang kondisi anak saat ini
-      Mengetahui profil anak secara utuh terutama permasalahan dan hambatan belajar yang dihadapi, potensi yang dimiliki, kebutuhan-kebutuhan khususnya, serta daya dukung lingkungan yang dibutuhkan anak
-      Menentukan layanan yang dibutuhkan dalam rangka memenuhi kebutuhan-kebutuhan khususnya dan memonitor kemampuannya.

Langkah-Langkah Asesmen
1.     Perencanaan
Aspek yang harus ada dalam perencanaan asesmen adalah:
a.       Memilih fokus asesmen pada aspek tertentu dari diri konseli.
b.       Memilih instrumen yang akan digunakan.
c.        Penetapan waktu.
d.       Validitas dan reliabilitas.
2. Pelaksanaan
Setelah perencanaan asesmen selesai, selanjutnya adalah bagaimana melaksanakan rencana yang telah dibuat tersebut. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan asesmen adalah pelaksanaannya harus sesuai dengan manual masing-masing instrumen. Manual suatu instrumen biasanya memuat: (i) cara mengerjakan, (ii) waktu yang digunakan untuk mengerjakan asesmen, (iii) kunci jawaban, (iv) cara analisis, dan (v) interpretasi.

Asesmen Terhadap Kemampuan Konseli
Kemampuan dimaknai sebagai suatu perubahan yang diperoleh konseli setelah mengikuti konseling; baik pada domain kognitif, afektif, dan konatif (psikomotor). Asesmen yang digunakan untuk konseli bukan berupa soal-soal seperti dalam pembelajaran pada umumnya, namun berkenaan dengan kemampuan memahami masalah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan melaksanakan atau mengubah tingkah lakunya. Metode yang digunakan dapat menggunakan metode yang telah dijelaskan diatas.


Asesmen Sikap Konseli Terhadap Layanan Konseling
Sikap konseli terhadap layanan konseling juga mempengaruhi keberhasilan konseling. Ketidakberhasilan konseling kemungkinan disebabkan oleh sikap negatif konseli terhadap layanan konseling. Sikap negatif konseli terhadap layanan konseling akan membuat konseli pasif dalam mengikuti konseling, tidak mau kerjasama dengan konselor/guru BK, atau tidak mau terbuka.

Asesmen Hasil Kegiatan Konseling
Penilaian hasil kegiatan konseling adalah penilaian terhadap: (a) keterampilan konseli melaksanakan kegiatan-kegiatan hasil konseling, dan (b) keberhasilan dalam melaksanakan keputusan hasil konseling. Hasil kegiatan konseli adalah perubahan tingkah laku yang terjadi. Kriteria keberhasilan adalah perubahan tingkah laku yang ditargetkan. Contoh: perilaku yang ditargetkan misalnya konseli tidak lagi membolos. Maka bentuk penilaian adalah dengan observasi, dibuat tabel.

Asesmen Kinerja Guru BK/Konselor
Asesmen dalam konseling bukan saja diperuntukan kepada konseli, tetapi juga kepada konselor/guru BK. Hal ini dilakukan karena dalam konseling baik konseli maupun konselor ini sangat menentukan keberhasilan konseling.

Tugas konselor dalam konseling pertama adalah membangun raport sejak awal konseling dan dibina terus sampai akhir konseling. Pembinaan rapport konselor menggunakan keterampilan-keterampilan dasar konseling dan ketepatan memilih pendekatan yang digunakan dalam konseling.

Dalam asesmen bimbingan dan konseling, teknologi digunakan untuk membantu konselor dalam mengolah data-data hasil tes para konseli. Contohnya hasil mengukur IQ, EI, SQ, tes kreativitas dapat diolah di program SPS untuk mencari rata-rata, grafik, matrik sosiogram dalam sosiometri dan sebagainya.
Selain itu, media internet juga dapat digunakan para konseli yang ingin mengukur IQ secara online (contohnya pada http://iqtest.dk/). Caranya, konseli mengikuti intruksi yang diperintahkan pada situs tersebut kemudian setelah kita selesai mengisi tes itu, maka langkah selanjutnya mengirimkan hasil tes kita dengan meng-klik send dan setelah itu server situs tersebut akan mengirimkan hasil tes IQ kita

Tidak ada komentar:

Posting Komentar